Seberapa Penting Edukasi bagi Generasi Muda?
School17.org – Banyak orang berpendapat bahwa edukasi merupakan salah satu kebutuhan pokok terpenting manusia setelah sandang, pangan, papan. Melalui edukasi seorang individu dapat berkembang dan membawa dampak perubahan besar bagi seseorang, orang-orang disekitarnya serta bangsanya. Ketimbang edukasi zaman dahulu, di era digital saat ini hampir semua orang dapat mengakses informasi edukasi secara mudah dan instan dalam sentuhan tangan melalui ponsel pribadinya. Edukasi tersebar luas, juga dapat dengan mudah diperoleh oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Namun, apakah kemudahan ini benar-benar menjadikan edukasi generasi millenial lebih baik ketimbang zaman dahulu? Mari kita telusuri lebih dalam.
Kondisi Edukasi di Era Terdahulu
Di era terdahulu, akses terhadap edukasi formal masih terbatas. Saya masih ingat cerita ayah saya yang merupakan kelahiran tahun 1960 bisa dibilang ayah saya tergolong dalam generasi X, ayah saya bercerita bahwa dahulu ia masih memakai papan batu dan kapur untuk menulis PR serta harus dihapus setiap kali ingin menggunakannya kembali. Ayah saya juga bercerita bahwa dahulu mereka tidak memiliki akses semudah yang kita punya seperti saat ini melalui smartphone. Seiring berjalannya waktu buku-buku mulai bertebaran, sehingga satu-satunya cara memperoleh ilmu adalah dengan membeli buku.
Hanya segelintir orang yang memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan formal, terutama dari kalangan elit atau bangsawan. Secara umum bagi sebagian besar masyarakat, edukasi diperoleh secara informal melalui orang ke orang, dimulai dari keluarga, komunitas, dan pengalaman bekerja.
Meskipun keterbatasan akses, edukasi di era terdahulu menekankan pada nilai-nilai moral, disiplin, dan kerja keras. Para guru dan orang tua menanamkan rasa hormat, tanggung jawab, dan semangat pantang menyerah dalam diri anak didik mereka.
Kondisi Edukasi di Era Digital
Berbeda zaman terdahulu dengan kini, edukasi formal mulai merata dan tersebar luas di ranah digital. Bermodalkan hape dan internet kita dapat mengetahui berbagai informasi yang kita butuhkan mulai dari yang konyol hingga yang formal.
Tidak tahu cara mengikat dasi? kita bisa google langsung untuk jawabannya. Tidak tahu cara goreng telur dadar? bisa langsung search youtube dan lihat cara-caranya. Ingin tahu caranya membangun bisnis yang menghasilkan profit 7 digit keatas per bulan? Banyak sekali kursus-kursus yang bertebaran di sosial media. Hampir segala topik ada di internet. Rasanya mudah sekali mengetahui apa yang ingin kita ketahui di era sekarang. Bayangkan kalau kita tinggal era terdahulu, se simpel kita menanyakan kapan tgl perayaan idul fitri saja kita harus mengecek kalender kita dan mencari lembarannya di bulan tertentu, tapi kini kita hanya butuh search google “kapan tanggal idul fitri tahun 2024?” dan langsung dapat jawabannya.
Pendapat Generasi Millenial terhadap Edukasi Dulu dan Kini
Generasi millenial umumnya merasa beruntung dengan kemudahan akses edukasi formal dan fasilitas digital Mereka dapat belajar apa pun yang mereka inginkan dengan mudah cepat melalui internet dan berbagai platform edukasi online.
Namun, generasi millenial juga menyadari bahwa kemudahan akses ini tidak selalu menjamin kualitas edukasi yang baik. Mereka seringkali dihadapkan dengan informasi yang berlebihan dan tidak terverifikasi, serta kesulitan untuk fokus belajar dalam era digital yang penuh distraksi.
Generasi Terdahulu Tidak Pandai Memanfaatkan Teknologi Digital
Beberapa fakta menarik yang saya temukan pribadi lewat pengalaman saya adalah bahwa, mereka yang tergolong generasi X seringkali tidak sepandai kita yang lahir di generasi milenial dan seterusnya, maksudnya tidak pandai itu seperti?
Ada beberapa hal yang mereka tidak tahu mereka bisa lakukan dengan teknologi zaman sekarang untuk memperoleh informasi. Dari pengalaman saya sendiri banyak dari mereka tidak tahu bahwa mereka dapat memperoleh segala informasi apapun melalui Google. Contohnya seringkali mereka menanyakan saya cara menggunakan aplikasi M-Banking bank tertentu, saat saya ditanyakan hal sejenis ini, saya terkadang juga bingung karena saya tidak pernah menggunakan aplikasi bank tersebut, jadi saya langsung melakukan searching di google untuk menemukan caranya, pada akhirnya saya seringkali dianggap pintar karena bisa menyelesaikan masalah mereka.
Era digital telah membawa transformasi besar dalam dunia edukasi. Akses informasi dan bahan belajar kini menjadi jauh lebih mudah dan murah. Internet dan teknologi digital membuka gerbang bagi berbagai platform edukasi online, video pembelajaran, dan kursus virtual yang dapat diakses oleh siapa saja di mana saja
Edukasi di era digital juga lebih fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Para siswa didorong untuk menjadi pembelajar aktif dan mandiri, serta mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat.
Pendapat Generasi Terdahulu terhadap Edukasi Dulu dan Kini
Banyak generasi terdahulu yang memandang edukasi di zaman mereka lebih baik dibandingkan dengan zaman sekarang. Mereka meyakini bahwa edukasi di masa lalu lebih menekankan pada disiplin, moral, kerja keras, yang dianggap penting untuk membangun karakter dan kepribadian yang kuat.
Disisi lain, beberapa generasi terdahulu juga mengakui bahwa edukasi di era digital memiliki banyak keuntungan. Mereka mengagumi kemudahan akses informasi dan berbagai platform edukasi online yang dapat membantu siswa belajar lebih efektif dan efisien.
Kesimpulan
Edukasi di era digital memang jauh lebih mudah dibandingkan dengan zaman dahulu. Namun, kemudahan ini tidak selalu menjamin edukasi yang lebih baik. Kualitas edukasi masih bergantung pada berbagai faktor, seperti metode belajar yang efektif, disiplin diri, dan motivasi intrinsik dari para siswa.
Generasi millenial memiliki peluang besar untuk mencapai kesuksesan dengan akses edukasi yang mudah dan beragam di era digital. Namun, mereka juga perlu mengembangkan kemampuan belajar mandiri, fokus, dan kritis untuk memaksimalkan potensi mereka dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.